Rabu, 16 Oktober 2013

I Feelin' Stupid (Fanfiction)

Author : Meita Almira Amelinda (facebook : http://www.facebook.com/alovejaybee)
Cast :
- D.O EXO
- Soyu SISTAR
- And Other Cast...






Aku berlari tergopoh-gopoh menuju ruang seminar. Aku terlambat lebih dari 15 menit! Ah! Benar-benar menyebalkan! Sungguh, aku benar-benar lupa kalau hari ini adalah tanggal 17 Juni 2012, hari dimana seminar penting akan berlangsung. Aku berlari tanpa mempedulikan apapun. Tanpa sadar aku menabrak beberapa orang.
Setiba di ruang seminar, aku langsung menduduki kursiku.
‘’Kenapa kau telat???’’ Chen menegurku dengan kesal.
‘’M... Maaf, aku bangun kesiangan’’ Ucapku dengan napas tersenggal-senggal.
‘’Kalau kau bukan temanku, tak kubiarkan kau masuk ruangan ini!’’
Aku tak mempedulikan ocehan-ocehan bebek ini. Aku langsung memfokuskan perhatianku pada apa yang ada dihadapanku kini. Aku menyimaknya dengan seksama. Aku memang selalu antusias untuk hal ini. Karena dengan seminar-seminar dan kampanye-kampanye yang sering ku ikuti, aku jadi lebih bisa memahami perasaan anak-anak penderita penyakit mematikan itu. Ya, selain sebagai seorang mahasiswa aku juga seorang aktivis.
            Seminar berakhir, aku dan Chen keluar dari ruangan dan bergegas menuju markas Lsm kami.
Saat melewati gerbang, tiba-tiba pandangan mataku jatuh pada seseorang. Sosok yang begitu cantik nan anggun. Tuhan! Dia cantik sekali
‘’Chen kau berangkat duluan ya. A... Aku ada urusan penting’’
‘’Apa???? Hey! Kyungsoo kau ini kenapa mendaadak aneh si?’’
‘’A.. aku harus pergi1 daaah’’ Aku langsung berlari meninggalkan Chen yang seketika itu melongo.
‘’Heeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeey.!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku kan tidak punya mobiiiiiiiiiiiiiiiiiil aku harus pergi naik apa???????????? heeeeeeeeeeeeeeeeeeeyyyyy!!!!!!!! Kyungsooooooooo..............’’
Terdengar Chen malang itu berteriak-teriak dibelakangku. Ah! Aku tak peduli, aku sekarang hanya ingin menemui gadis itu. Entah apa yang membuatku seperti ini. Ini pertama kalinya aku tergila-gila pada wanita di pandangan pertama. Oh God.... Ini gila!
            Kini jarakku dan gadis itu hanya terpaut beberapa langkah. Aku ragu untuk menyapanya, ah lebih tepatnya aku malu. Aku memikirkan kalimat-kalimat yang akan ku ucapkan. Saat aku tengah sibuk dengan pikirankku, tiba-tiba ada yang memanggil, mengagetkanku seketika.
‘’Permisi, apa anda Do Kyungsoo?’’ Oh tidak! Apa ini mimpi? Gadis itu tahu namaku?? Ini gila! Apa yang harus kulakukan?
‘’Eh.. I.. Iyaa.. iyaiya a.. aku Do Kyungso!’’ Aku menjawab dengan tergopoh-gopoh. Bahkan kalimat-kalimat yang kulontarkan barusan terdengar sedikit keras.
‘’Aku Soyou dari Kyunghee University. Aku baru bergabung dengan Lsm yang sama denganmu, salam kenal’’ Dia tersenyum dengan manisnya membuatku hampir tak bisa berkata lagi.
‘’Ah, i.. iya. Kau tahu aku darimana?’’
‘’Karena aku baru bergabung, kurasa perlu mengetahui struktur kepengerusan Lsm itu. Dan saat ditempat ini, temanku bilang bahwa kau Do Kyungsoo, salah satu orang penting di Lsm. Aku senang bisa bertemu denganmu’’
‘’Ah, i.. iya. Aku juga senang’’
Dia kembali tersennyum manis. Akupun balik tersenyum padanya. Tuhan, ini benar-benar hari yang indah!
Satu, dua, tiga..................... Oh god! Kenapa aku jadi patung seperti ini? Gila! Gadis itu...
‘’T.. tunggu! Soyou!’’ Entah mendapat keberanian darimana, aku memanggilnya yang sudah hampir meninggalkanku.
‘’Ne, ada apa?’’ Dia berbalik menghadapku, dan tersenyum. Cantik!
‘’A... aku.. bo.. bolehkah aku minta nomor handphone mu?’’ Aaaargh!! Aku yakin, saat ini wajahku pasti memerah.
‘’Tentu saja.. kemarikan handphonemu’’ Dia meminta handphoneku, lalu kuberikan padanya. Jari-jarinya yang lentik terlihat menuliskan beberapa nomor.
‘’Ini’’ Dia tersenyum lagi.
‘’Terimakasih’’ Aku balik tersenyum padanya.
‘’Aku pergi dulu, aku tunggu telephone darimu, bye!’’ Aku tersenyum lagi padanya. Sungguh ini benar-benar hari yang tak mungkin pernah kulupakan. Hari dimana aku bertemu dengan orang yang kusuka pada pandangan pertama.
            Sudah beberapa bulan sejak pertemuan itu, aku semakin akrab dengan Soyou. Aku merasa tenang dan damai saat bersamanya. Senyumnya yang teduh membuatku semakin hari semakin menyayanginya. Aku mencintainya. Ya, aku sangat mencintainya. Aku ingin memilikinya, untuk selamanya. Aku tak begitu tahu tentang perasaannya padaku, tapi kurasa mungkin dia juga mencintaiku. Haha bukan apa, tapi aku merasa begibi karena dia juga terlihat sayang padaku. Aku menerka dari perlakuannya padaku.
‘’Aw!! Hey bebek!! Apa yang kau lakukan hah??!! Kepalaku sakit! Kau tahu??’’
Chen tiba-tiba menjitak kepalaku. Ah ini sakit sekali.
‘’Kau daritadi tak mendengarkan kami bicara!’’ Chen terlihat lucu. Haha namja ini memanyunkan bibirnya.
‘’Hyung daritadi kau melamun. Apa yang sedang kau pikirkan? Apa kau berpikir untuk menggoda noonaku lagi?? Hah??’’
‘’Diamlah kau Kai! Aku sudah tidak suka pada noonamu lagi. Hehe aku menemukan yeoja impianku!!’’
‘’Heeeeey lihat matamu itu, matamu tampak berbinar saat membicarakan wanita itu. Memangnya dia siapa? Apa aku mengenalnya?’’
‘’Ah maaf aku harus segera pergi. Aku ada jajni dengan teman. Daaaaaah!’’
Aku pergi meninggalkan kedai ramen itu. Meninggalkan kedua temanku yang menatapku bingung. Ah aku tak peduli sekarang. Aku akan bertemu Soyou hari ini. Dia bilang, dia ingin memberi tahukan kabar baik.
            ‘’Apa kau sudah lam disini?’’ Aku menyapa yeoja cantik ini begitu aku sampai.
‘’Tidak, aku baru beberapa menit disini’’ Dia membalas ucapanku, di ikuti senyum manisnya.
‘’Benarkah? Aaah syukurlah kalu begitu. Tapi seharusnya aku datang lebih dulu darimu’’
‘’Sudahlah, santai saja. Ada apa kau mengajakku kesini? Apa yang ingin kau sampaikan padaku? Ayo cepat katakan, sepertinya itu hal yang penting’’ Dia memasang puppy eyesnya. Membuatku semakin menyukainya.
‘’Emmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm’’
‘’Apa? Apa? Aku jadi penasaran’’ Dia mengguncang-guncangkan tubuhku. Aku terdiam, menutup mataku, berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan semuanya. Ya, semuanya! Aku mencintainya, menyayanginya, ingin memilikinya, dan ingin melindunginya. Aku ingin mengungkapkan semua itu padanya. Hari ini.
‘’Aku menyukaimu. Aku menyukaimu sejak kali pertama kita bertemu’’
Aku mengungkapkan perasaanku, dengan keberanian yang menurutku sudah cukup maksimal. Aaaaargh! Tapi sepertinya caraku tadi kurang mengesankan. Aaarrrgh!
Suasana jadi hening. Soyou kulihat jadi membisu. Hah! Kenapa ini? Apa ada yang salah?
‘’Kenapa?’’ Soyou kembali berbicara. Aku menatapnya, diam. Aku bingung dengan pertanyaannya.
‘’Kenapa kau menyukaiku?’’ Seolah tahu maksud dari tatapanku, dia memperjelas pertanyaannya.
‘’Aku tidak punya dan tidak tahu alasannya. Aku sudah merasakannya sejak pertama kali kita bertemu. Konyol memang, karena aku sendiri tidak tahu alasan mengapa aku menyukaimu’’
‘’Jadi begitu’’
‘’Bagaimana?’’
Dia tidak menjawab. Dia hanya diam, menunduk memainkan jari-jarinya yang lentik. Akupun ikut diam, bingung harus berkata apa.
‘’Jangan menyukaiku’’ Apa? Jantungku seolah ingin keluar mendengar dua kalimat yang baru saja kudengar.
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Maafkan aku kyungsoo’’ Dia langsung pergi meninggalkanku setelah mengucapkan kalimat itu. Aku tersentak tak percaya. Aku tidak bodoh, walaupun dia tidak mengatakannya, aku tahu dia menolakku. Sakit, ya sakit hatiku dengan kenyataan ini.
            Aku terdiam didalam kamarku, memikirkan kejadian yang tadi siang ku alami.Semua perkataannya terus mengiang di otakku.
‘’Kenapa kau menolakku? Hah? Kenapa?’’
Berkali-kali aku beretanya dengan konyolnya pada diriku sendiri. Kubenamkan wajahku dibalik bantal, memejamkan kedua mataku.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas, enam belas, tujuh belas.............

Dug! Ku lemparkan bantal yang sedari tadi menutup wajahku. Aku bangkit dari tempat tidurku. Aku bergegas menuju kekaca, kulihat bayangan diriku.
‘’Aku tidak tahu apa alasanmu menolakku, aku tidak akan mempertanyakan lagi alasan mengapa kau menolakku, karena akupun menyukaimu tanpa kutahu alasanku. Soyou, aku akan tetap menyukaimu!’’ Ya, aku akan tetap menyukaimu. Kau menolakku bukan berarti itu menghentikanku untuk menyukaimu. Soyou, aku menyukaimu!
            Kuliah hari ini sungguh membosankan, aku sangat mengantuk. Karena semalam aku pulang jam 12. Semua materi yang disampaikan tak satupun masuk ke otakku.
‘’Hoaaaaaaaaaaaaaaaaaahm’’ Aku menguap selebar-lebarnya, mataku terlihat sangat sayu.
Tuk1 Sebuah buku dengan sengaja dipukulkan kekepalaku. Ini pasti Chen! Kalau saja kondisiku tidak seperti ini, kau pasti kuhajar! Dasar bebek!
‘’Hahahaha’’ Chen tertawa terbahak-bahak melihatku tak berdaya melawannya.
‘’Diamlah kau bebek! Aku sedang tidak ingin bercanda’’ Aku kembali menidurkan kepalaku diatas meja, tak mempedulikan dosen yang sedang mengoceh didepan, dan tak mempedulikan pula Chen yang sedang menertawakan aku.
Akhirnya selesai, aku langsung menuju ke mobil untuk segera bergegas pulang kerumah. Aku ingin cepat-cepat tidur.
Drrrrrrrrrrrrrrrrrrrt! Drrrrrrrrrrrrrrrrrrrt! Ada pesan masuk, kulihat ternyata dari Soyou.
‘’Heeeeey mata lebaaar aku butuh bantuanmu!’’ 
Aku tersenyum membaca pesan dari yeoja cantik ini. Aku bergegas menuju kerumahnya, kulajukan mobilku dengan cepat agar cepat sampai tujuan. Kejadian beberapa bulan yang lalu, saat dia menolakku itu seolah tak pernah terjadi. Kami sudah akrab lagi, dan bahkan semakin akrab. Dia malah lebih sering bersamaku akhir-akhir ini. Karena kami berada dalam satu Lsm.
            Kejadian itu, seolah tak pernah terjadi. Kami semakin akrab setelah itu. Aku juga tak langsung jatuh setelah mendapat penolakannya. Aku justru semakin menyukai dan menyayanginya.
Ting tong...............
Cklek
‘’Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa kenapa lama sekali???? Hah???’’
Soyou membuka pintu sambil menyemprotku dengan sederet ocehan-ocehannya yang menggemaskan.
‘’Maaf, hehe’’
‘’Ah, ayo cepat bantu aku’’ Akupun mengekor dibelakangnya,
‘’Memang apa yang harus kubantu?’’
Soyou tak menjawab, dia sibuk mengutak atik laptopnya.
‘’Chagi!’’ Hah?? Apa? Apa yang baru kuucapkan?? Pabo!
Sontak Soyou langsung menoleh kearahku.
‘’A.. Apa? Kau memanggilku apa?’’ Matanya terbelalak karena terkejut.
‘’A... ani! Ma.. maaf! Aku.. aku tak sengaja, sungg.. sungguh! Ma.. maafkan aku, k.. kumohon jangan marah’’
Susah payah aku meminta maaf padanya. Matilah kau kyungsoo!
Soyou diam mentapku.
Tak lama senyumnya merenah.
‘’Kurasa itu panggilan yang tidak buruk. Hihi kau bisa memanggilku dengan sebutan itu’’
Benarkah? Oh god ini seperti mimpi!
‘’K.. kau tidak marah?’’ Kini matku tmpk lebih lebar.
‘’Haha iya chagi!’’
‘’Ka... kau..’’
‘’Ahaha aku juga akan memanggilmu chagi. Hey sudahlah, ayo cepat bantu aku, aku bingung menetukan sasaran masalahnya’’
Ya, begitulah. Kebahagiaanku berlipat ganda, aku memanggilnya ‘’Chagi’’, begitu pula dengannya. Sejak saat itu dan seterusnya, panggilan itu selalu mewarnai setiap aku bersamanya. Terasa aneh memang, karena kami tak memilki hubungan apapun selain ‘’pertemanan’’. Sejatinya, aku masih berharap padanya. Sangat!
            Aku, Soyou. Semua orang tahu kedekatan kami. Tak kupungkiri, aku merasa senang saat ada beberapa orang yang mengira kami sepasang kekasih. Ya, karena memang kami sangat dekat.
Pertemanan kami, sejak bulan Juni tahun lalu masuh terjalin. Bahkan kami semakin dekat. Semakin kami dekat dan saling mengerti, semakin aku mencintainya. Berkali-kali aku ingin mengutarakan kemabali perasaanku itu. Tetapi selalu terhalang. Seperti saat ini, saat aku akan mengungkapkan lagi perasaanku, kabar mengejutkan justru datang menghantam.
‘’Kau tahu Jiyoung? Ah pasti iya. Dia ituuu sangat keren! Kau tahu, aku berpacaran dengannya’’
Apa? Apalagi ini?? Saat aku akan melangkah untyk kedua kalinya, kenapa justru langkahku harus terhenti? Apa? Apa ini berarti semua telah berakhir bagiku??
‘’Heeey heey oppaaa chagiiiiii kau dengar aku kan?’’ Soyou mengguncang-guncangkan tubuhku.
‘’A.. ah i.. iya.. iya aku dengar’’
‘’Kau tidak memberiku ucapan selamt untukku?’’
‘’Ah.. eh se.. selamat ya’’
‘’Hehe’’
‘’Aku pergi dulu ya, aku harus mengantar ibuku. Bye’’
Aku pergi meninggalkan Soyou. Kurasa aku taj kuat bila harus berlama-lama ditempat itu bersamanya. Sakit! Ini terlalu menyakitkan. Apa aku harus menghentikan ini?
Aku diam, termangu didalam mobilku. Menatap lurus kedepan, tak tahu apa yang sedamng kulihat.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas, enam belas, tujuh belas.............

Dug!
Aku memukul setir mobil dengan mantap. Lalu kulajukan mobil, entah kemana
‘’Aku masih belum gagal. Ini belum berakhir! Aku tidak akan goyah!’’
            Ah sekarang bulan April. Dua bulan lagi tepat satu tahun sejak aku ‘’berteman’’ dengan Soyou. Tak tahulah, apa yang akan terjadi pada kami selanjutnya.
‘’Sepi’’ Kutatap jalanan kota Seoul dari penthouseku yang bisa menjangkau pandangan hingga beberapa kilometer. Sekarang jam 12 malam. Jalanan terlihat sepi, tak jauh berbeda dengan keadaanku.
Drrrrrt drrrrrrttt
‘’Halo’’
‘’Kyungsoo.. chagi’’
‘’So.. Soyou! Ada apa? Kau belum tidur?’’
‘’Hehe belum, kau sendiri, belum tidur?’’
‘’Aku belum mengantuk. Ada apa kau meneleponku malam-malam begini?’’
‘’Tidak ada, hanya ingin meneleponmu’’
‘’Oh.. cepat tidur, ini sudah malam chaa...chagi’’
‘’Iya iya, eh mata lebar aku ingin cerita’’
‘’Ya, ada apa?’’
‘’Aku putus dengan Jiyoung’’
Deg!
‘’Apa?’’
‘’Kubilang, aku sudah putus denagn Jiyoung! Hihi’’
‘’Hah? Kenapa putus? Memangnya ada apa?’’
‘’Tidak apa-apa, hanya ingin putus. Hihi’’
‘’Ceritakanlah, apa sebab kalian putus?’’
‘’Aku tidak bisa menceritakannya’’
‘’Oh, baiklah kalau begitu.Aku tiodak akan memaksamu untuk cerita. Tapi kuharap suatu saat nanti kau mau menceritakannya padaku’’
‘’Nde...’’
‘’Tapi.......... kenapa kau menceritakan ini padaku?
‘’Karena kau temanku. Walaupun aku tidak bisa cerita alasan mengapa aku putus, kurasa kau kau perlu tahu’’
Pembicaraan kami terus berlanjut higga malam semakin larut. Aku harus senang, atau sedih dengan berita ini? Haruskah aku melangkahkan lagi kakiku? Dengan keadaannya yang sekarang, mungkinkah akan kudapatkan dirinya?
            17 Juni 2013. Hari ini, tepat setahun aku mengenal Soyou. Tepat setahun aku mencintainya. Ditempat yang sekarang ada dihadapanku, aku bertemu dengannya, melihat senyum manisnya untuk pertama kali. Merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
‘’Hey!’’ Kudengar seorang wanita memanggilku. Itu Soyou!
‘Kau suda lama ya? Maaf aku terlambat datang’’
‘’Tidak, aku saja yang datang terlalu awal, hehe’’
Soyou diam sejenak. Melihat tempat diman dia berada saat ini. Ditatapnya lekat-lekat tempat ini. Sepertinya merasakan sesuatu.
‘’Dulu kita pertama bertemu ditempat ini’’ Soyou tiba-tiba memecah kesunyian diantara kami.
‘’Ya, benar sekali. Kau masih ingat?’’
‘’Mana mungkin aku lupa hehe’’
Kami berjalan menyusri gedung ini. Gedung tempat seminar yang cukup luas. Gedung yang cukup berarti bagiku.
‘’Soyou....’’
‘’Ya?’’
‘’Aku mencintaimu. Bisakah kiat menjadi sepasang kekasih?’’
Langkah kami sontak langsung terhenti. Kini Soyou menatapku lekat. Sangat lekat.Cukup lama kami saling menatap. Perlahan, tampak sebutir air matanya jatuh.
‘’Kau pikir, aku tidak mencintaimu?’’
Apa!??! Apa maksudnya?
‘’Aku, aku juga mencintaimu! Aku juga mencintaimu sejak pertama kita bertmu! Aku juga..... sudahlah!’’
‘’Kenapa? Kenapa kau dulu menolakku?!! Kenapa? Apa sebabnya?! Kau tahu, aku menyimpan perasaan ini setahun! Apa kau tahu betapa sakitnya aku!!??’’
Aku lepas kendali. Tanpa sadar aku bicara dengan agak kasar padanya.
‘’Aku... aku.. aku memang mencintaimu, aku juga menyayangimu. Tapi tak lebih dari perasaan adik terhadap kakaknya! Aku juga sakit oppa! Aku sakit bila terus mengingat bahwa kau mencintaiku sedangkan aku tidak! Aku merasa sakit, mengapa aku tidak bisa mencintaimu!? Aku merasa sakit saat aku ingat bahwa ada lelaki baik yang mencintai wanita tak berperasaan sepertiku!’’
Aku diam, sakit dan kecewa. Dia hanya menganggapku sebagi nseorang kakak, tak lebih! Kulihat dia menangis, air matanya jatuh bercucuran membasahi pipinya.
‘’Jadi...........’’ ‘’Tapi sekarang aku mencintaimu, sebagai seorang lelaki. Sayangnya, aku harus merubahnya lagi setelah bersusah payah mencintaimu sebagai seorang lelaki’’
‘’Apa maksudmu?’’
‘’Aku harus pergi, keluargaku akan pindah. Aku harus pergi. Ini hukuman untukku’’
‘’Kau?!!’’
‘’Aku minta maaf telah menyakitimu selama satu tahun ini. Aku harap kau mau memaafkanku. Aku mencintaimu, selamat tinggal’’
Kata-kata terakhirnya, entah berdaya apa benar-benar membuatku tercekat. Aku tak bisa memanggilnya, apalagi mengejarnya. Ini terlalu menyakitkan. Soyou, aku mencintaimu.
''Rembulan datang kala malam sunyi
Aku tak mengundangnya, dia datang sendiri
Aku tak memintanya, dia sinari sendiri
Menembus mata menerawang hati
Jiwa kecil nan sendiri
Tak lagi terasa manakala tak gelap lagi
Adakah dia teman hati?
Atau hanya musafir?
Kala sang surya sambut hari
Adakah diri tak sunyi lagi?
Harus senang, atau sedih?''
 
THE END